Syawalan; Hidupnya Tradisi Masyarakat Sentra Batik Dunia - Salingka Nagari

Info Terkini

Post Top Ad


Senin, 09 Mei 2022

Syawalan; Hidupnya Tradisi Masyarakat Sentra Batik Dunia


Pekalongan, Anetry.Net
– Ada banyak cara bagi masyarakat dalam merayakan lebaran. Semua itu berkaitan dengan kearifan lokal (local content) masing-masing.

 

Seperti di Kota Pekalongan Jawa Tengah, kegiatan pasca lebaran Idul Fitri tepatnya pada hari ke-8 atau biasa disebut lebaran ketupat, perayaan Syawalan digelar secara besar-besaran oleh warga Kota Batik itu.

 

Tradisi Syawalan yang rutin dilakukan oleh masyarakat Kota Pekalongan ini sudah dimulai sejak 130-an tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1855 M. Kali pertama yang mengelar hajatan Syawalan ini adalah KH. Abdullah Sirodj yang merupakan keturunan dari Kyai Bahu Rekso.

 

Budaya atau tradisi ini tetap terpelihara secara turun temurun, dan semua pengunjung dapat menyaksikannya. Beberapa kegiatan Syawalan pun digelar oleh warga, di antaranya adalah pelepasan balon udara raksasa, Gunungan Megono, dan Lopis Raksasa.

 

Tradisi Syawalan di Pekalongan tahun ini, salah satunya dilaksanakan oleh  masyarakat Daerah Krapyak di bagian utara Kota Pekalongan dengan Lopis Raksasanya. Ukuran Lopis Raksasa mencapai tinggi 222 sentimeter dengan keliling 250cm, dan beratnya bisa mencapai 1.820kg.


Setelah acara doa bersama, Senin (9/5), Lopis Raksasa secara resmi dipotong oleh Walikota Pekalongan dan dibagi-bagikan kepada para pengunjung. Para perngunjung biasanya berebut untuk mendapatkan Lopis tersebut yang maksudnya untuk mendapat keberuntungan (ngalap berkah).

 

Secara filosofis, pembuatan Lopis dimaksudkan untuk mempererat tali silaturahmi antar masyarakat Krapyak dan dengan masyarakat daerah sekitarnya. Hal ini diidentikkan dengan sifat Lopis yang lengket.

 

Diketahui, asal mula tradisi Syawalan ini adalah melalui pemahaman pada tanggal 8 Syawal masyarakat Krapyak berhari raya kembali setelah berpuasa 6 hari. Dalam kesempatan itu, mereka membuat acara open house. Hal ini diketahui oleh masyarakat di luar krapyak, sehingga merekapun tidak mengadakan kunjungan silaturahmi pada hari-hari antara tanggal 2 hingga 7 dalam bulan Syawal, melainkan berbondong-bondong berkunjung pada tanggal 8 Syawal.

  

Menurut data yang ada, upacara pemotongan lopis ini baru dimulai sejak tahun 1956 oleh kepala desa daerah tersebut pada saat itu. Lopisan berasal dari kata lopis, yaitu sejenis makanan spesifik Krapyak yang bahan bakunya terdiri dari ketan, yang memiliki daya rekat luar biasa bila sudah direbus sampai masak.


Masyarakat Krapyak juga biasanya menyediakan  makanan ringan dan minuman secara gratis kepada para pengunjung. Masyarakat juga biasanya menggelar kegiatan hiburan, pentas seni dan lomba-lomba serta menghias kampung untuk memeriahkan tradisi ini.

 


Selain Lopis raksasa, hari ini langit Pekalongan akan dipenuhi balon udara berukuran besar, warna warni, dan bermacam desain. Langit Perkalongan semarak karena beberapa balon juga disertai petasan, meriah.

 

Jumlah pengunjung pada tradisi ini mencapai ribuan orang yang berasal dari seluruh Kota Pekalongan dan sekitarnya. (ist)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad