Pekalongan, Anetry.Net – Ada banyak cara bagi masyarakat dalam merayakan lebaran. Semua itu berkaitan dengan kearifan lokal (local content) masing-masing.
Seperti
di Kota Pekalongan Jawa Tengah, kegiatan pasca lebaran Idul Fitri tepatnya pada
hari ke-8 atau biasa disebut lebaran ketupat, perayaan Syawalan digelar secara
besar-besaran oleh warga Kota Batik itu.
Tradisi
Syawalan yang rutin dilakukan oleh masyarakat Kota Pekalongan ini sudah dimulai
sejak 130-an tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1855 M. Kali pertama yang
mengelar hajatan Syawalan ini adalah KH. Abdullah Sirodj yang merupakan
keturunan dari Kyai Bahu Rekso.
Budaya
atau tradisi ini tetap terpelihara secara turun temurun, dan semua pengunjung
dapat menyaksikannya. Beberapa kegiatan Syawalan pun digelar oleh warga, di
antaranya adalah pelepasan balon udara raksasa, Gunungan Megono, dan Lopis
Raksasa.
Tradisi Syawalan di Pekalongan tahun ini, salah satunya dilaksanakan oleh masyarakat Daerah Krapyak di bagian utara Kota Pekalongan dengan Lopis Raksasanya. Ukuran Lopis Raksasa mencapai tinggi 222 sentimeter dengan keliling 250cm, dan beratnya bisa mencapai 1.820kg.
Setelah
acara doa bersama, Senin (9/5), Lopis
Raksasa secara
resmi dipotong oleh
Walikota Pekalongan dan dibagi-bagikan kepada para pengunjung. Para perngunjung
biasanya berebut untuk mendapatkan Lopis tersebut yang maksudnya untuk mendapat
keberuntungan
(ngalap berkah).
Secara filosofis, pembuatan Lopis dimaksudkan untuk mempererat tali silaturahmi antar
masyarakat Krapyak dan dengan masyarakat daerah sekitarnya. Hal ini diidentikkan dengan sifat
Lopis yang lengket.
Diketahui,
asal mula tradisi Syawalan ini adalah melalui pemahaman pada tanggal 8 Syawal
masyarakat Krapyak berhari raya kembali setelah berpuasa 6 hari. Dalam
kesempatan itu, mereka membuat acara open
house. Hal ini diketahui oleh masyarakat di luar krapyak, sehingga
merekapun tidak mengadakan kunjungan silaturahmi pada hari-hari antara tanggal
2 hingga 7 dalam bulan Syawal, melainkan berbondong-bondong berkunjung pada
tanggal 8 Syawal.
Menurut data yang ada, upacara pemotongan lopis ini baru dimulai sejak tahun 1956 oleh kepala desa daerah tersebut pada saat itu. Lopisan berasal dari kata lopis, yaitu sejenis makanan spesifik Krapyak yang bahan bakunya terdiri dari ketan, yang memiliki daya rekat luar biasa bila sudah direbus sampai masak.
Masyarakat
Krapyak juga biasanya menyediakan makanan ringan dan minuman secara
gratis kepada para pengunjung. Masyarakat juga biasanya menggelar kegiatan
hiburan, pentas seni dan lomba-lomba serta menghias kampung untuk memeriahkan
tradisi ini.
Selain
Lopis raksasa, hari ini langit Pekalongan akan dipenuhi balon udara berukuran
besar, warna warni, dan bermacam desain. Langit Perkalongan semarak karena beberapa balon juga
disertai petasan, meriah.
Jumlah
pengunjung pada tradisi ini mencapai ribuan orang yang berasal dari seluruh
Kota Pekalongan dan sekitarnya. (ist)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.