Tanah Datar, Anetry.Net – Indeks pembangunan manusia (IPM) diukur berdasarkan tiga dimensi dasar, yakni usia hidup, pengetahuan/pendidikan, dan standar hidup layak.
“Ketiga dimensi itu menjadi ukuran keberhasilan sebuah
negeri dalam membangun manusia atau warganya. Bila pertumbuhannya tidak
signifikan, berarti ada ‘sesuatu’ yang mesti diperbaiki,” demikian disampaikan
Nova Indra, CEO Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM)
Melati.
Hal itu disampaikan Nova dalam diskusi ‘Membangun
Tanah Datar Berkemajuan’ pada Senin (3/10) melalui media daring.
Menurut pria berdarah Minang dan Melayu itu, lembaga
yang dipimpinnya saat ini sedang mengemas penelitian potensi daerah di beberapa
kota dan kabupaten.
“Untuk Kabupaten Tanah Datar menjadi prioritas kita di
Sumatra Barat. Ini daerah saya, ada
beban moral yang harus dipenuhi,” ujarnya.
Pria yang juga penulis tersebut menjelaskan, dari data
Badan Pusat Statistik, pertumbuhan IPM Kabupaten Tanah Datar terlihat sangat
lambat.
Dari tahun 2019, sebutnya, pertumbuhan IPM di Tanah
Datar sangat minim. Hal itu dapat dilihat dari persentase IPM Luhak nan Tuo itu
dari data yang ada. Untuk tahun 2019 terhitung 72,14, di tahun berikutnya naik menjadi
72,33.
“Tahun 2021 lalu, IPM Tanah Datar menjadi 72,46.
Memang terlihat naik, tapi semestinya melalui program-program yang lebih
terukur seharusnya dapat lebih signifikan,” paparnya.
Untuk itu, sambung Nova, pertumbuhan IPM dengan ketiga
dimensinya harus ada penguatan. “Misalnya, kualitas pendidikan di Tanah Datar
yang hanya biasa-biasa saja tentu menjadi salah satu penyebabnya, kalau dimensi
usia hidup dan urusan standar hidup layak, terkait masalah kebijakan ekonomi
daerah yang harus dipertanyakan kembali dalam program jangka pendek daerah
terkait,” terangnya.
Melihat semua itu, pihaknya akan mengedepankan program
penelitian potensi daerah pada bidang pendidikan mulai Januari mendatang.
“Kita sudah siap dengan semua perangkat dan tim peneliti. Tinggal menunggu waktu yang disepakati bersama. Ini demi perbaikan daerah ke depan. Menjadi tanggungjawab moral. Apalagi dua tahun ke depan adalah tahun politik,” tegasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.