Jakarta, Anetry.Net – Ditjen Pendidikan Islam Kemenag menerjunkan guru Bimbingan Konseling (BK) untuk memberikan pendampingan terhadap penyintas gempa Cianjur.
Pendampingan antara lain diberikan
kepada para guru madrasah di kawasan Cianjur yang terdampak gempa. Gejala
psikologis traumatis ini disebabkan beberapa factor, di antaranya kehilangan
pasangan hidup, anak, anggota keluarga lainnya, serta harta benda.
Direktorat GTK mencatat, setidaknya ada
400 guru madrasah di CIanjur yang terdampak gempa. Dari jumlah itu, 150 guru
madrasah sudah mendapatkan trauma healing dari tim yang didatangkan oleh GTK
Madrasah. Sekitar 10 guru di antaranya, perlu mendapatkan treatment secara
khusus. Bahkan, ada tiga guru yang mengalami sindrom ketakutan gempa akut.
Keberangkatan 10 Guru BK ini dilepas
Direktur GTK Madrasah, Muhammad Zain. Mereka akan bertugas selama tiga hari, 28
– 30 Desember 2022 untuk memberikan pendampingan.
Kepada para guru BK, Zein berpesan bahwa
para guru madrasah di Cianjur perlu dibantu untuk segera "menemukan
dirinya" pasca gempa. "Para guru harus tetap menjalankan proses
pendidikan dan pembelajaran dalam kondisi apapun. Jangan sampai anak-anak
kehilangan masa belajarnya," jelasnya di Jakarta, Rabu (28/12).
Zein berharap, penugasan 10 guru BK ini
dapat mengakselerasi penormalan mental dan psikologis guru. Apalagi, belum
semua guru madrasah terdampak mendapatkan trauma healing.
"Hari ini, 10 guru BK madrasah yang
tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Jawa Barat
ditugaskan untuk turun langsung ke lokasi gempa sejak tanggal 28 - 30 Desember
2022 menindaklanjuti hasil trauma healing yang lalu," ujar Zain.
Zain menambahkan, di lembaga pendidikan
madrasah perlu kurikulum mitigasi bencana. Sebab, Indonesia termasuk negara
yang berada pada ring of fire, cincin
api, di mana gempa dapat terjadi setiap saat.
Ketua MGBK Jawa Barat Siti Kulsum
menginformasikan bahwa aktivitas healing ini akan menyasar madrasah-madrasah
yang dekat dengan pusat gempa. "Kami telah berkoordinasi dengan Kemenag
Kabupaten Cianjur untuk penentuan lokasi pastinya," ujar Kulsum.
Kepala Subdit Bina GTK Madrasah Anis
Masykhur menambahkan, pihaknya sengaja melibatkan MGBK yang ada di Jawa Barat.
Mereka berasal dari Bekasi, Bandung, Depok, dan Cianjur.
"Ini akan jadi lesson learn bagi guru BK. Tidak hanya mendampingi para siswa. Kini
mereka harus mampu mendampingi sesama rekan seprofesinya," jelasnya.
(kemenag)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.