Jakarta, Anetry.Net – Kemenag melaksanakan Training of Trainer (ToT) bagi para pendamping dan pelatih program implementasi Kemandirian Pesantren.
ToT digelar dalam rangka mematangkan
pola pendidikan dan latihan (diklat) yang nantinya akan diberikan bagi para
calon penerima bantuan inkubasi bisnis tahun 2023. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, 4-6 April 2023 lalu, di Jakarta.
Dibuka Staf Khusus Menteri Agama
Mohammad Nuruzzaman, hadir pula oleh Staf Ahli Menteri Agama Hasanuddin Ali,
serta Direktur dan para Kasubdit dilingkungan Direktorat Pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren Kementerian Agama.
Nuruzzaman menekankan pentingnya
pendidikan dan pelatihan yang berorientasi melahirkan wirausahawan santri
sebagai motor penggerak bisnis di pesantren.
Menurutnya, membangun sumber daya
manusia pesantren yang terlatih dan memiliki jiwa wirausaha merupakan kunci
terciptanya pesantren yang mandiri secara ekonomi.
"Sebagaimana Peta Jalan Kemandirian
Pesantren, saya melihat salah satu arah yang penting itu soal santripreneur.
Karena itu (melahirkan santripreneur) menjadi salah satu target penting dalam
program ini," terang Nuruzzaman di Jakarta beberapa hari lalu.
Nuruzzaman mengandaikan, terciptanya
kemandirian pesantren berarti mewujudkan pesantren yang tidak lagi bergantung
pada pihak manapun termasuk pada bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Ketika
pesantren telah mandiri, pesantren akan memiliki energi besar dalam menjalankan
fungsi yang diembannya yaitu pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
"Bantuan pihak luar itu pasti
sangat terbatas. Maka untuk mewujudkan pesantren yang mandiri pilihan
strategisnya adalah menciptakan SDM terlatih yang memiliki jiwa kewirausahaan,
santri-santri yang memiliki jiwa kewirausahaan dan kemandirian, ini menjadi
catatan penting," tutur Nuruzzaman.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok
Pesantren yang juga ketua pengarah Pokja Kemandirian Pesantren, Waryono Abdul
Ghofur menyampaikan training yang dilaksanakan selama tiga hari itu bertujuan
untuk mematangkan formula diklat yang akan diterapkan dalam dua bentuk,
pertemuan secara virtual (daring) dan pertemuan langsung (luring).
"Agar diklat yang nanti
dilaksanakan betul-betul memberikan dampak kepada pesantren peserta sehingga
dapat menjalankan rencana-rencana bisnis yang sudah disusun dengan baik. Juga
dalam rangka menemukan formula yang tepat, karena diklat yang akan dilaksanakan
nanti akan menerapkan dua pola, yakni daring dan luring dengan masing-masing
materi diklat yang telah diformulasikan," terang Waryono.
Dikatakan Waryono, selain
mengkombinasikan pola daring dan luring, diklat tahun ini juga menerapkan pola
desentralisasi dengan melibatkan balai-balai diklat di daerah. "Untuk
meningkatkan keefektifan pelatihan maka diklat tidak sepenuhnya dilakukan
secara terpusat, ini juga bagian dari sinergi dalam menjalankan program
prioritas Menteri Agama," terang Waryono.
ToT kali ini diikuti oleh peserta yang
terdiri dari Trainer, Tim Asistensi, dan Pendamping Implementasi Kemandirian
Pesantren, juga hadir beberapa pesantren penerima bantuan inkubasi bisnis tahun
sebelumnya. (kemenag)








Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.