Lombok, Anetry.Net – Dalam kunjungannya ke Nusa Tenggara Barat (NTB), Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menemui para calon Guru Penggerak secara daring dan luring.
Bertempat di Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP) NTB, Nadiem menekankan pentingnya peran guru penggerak
sebagai ujung tombak pemimpin perubahan di dunia pendidikan.
“Yang bisa melakukan (kemajuan di dunia
pendidikan) bukan saya, tapi para Guru Penggerak. Tugas saya adalah mencari
pemimpin yang berani mengutamakan siswa. Sebab, selama alasannya adalah demi
kebaikan siswa, maka tidak ada yang salah,” tegasnya dalam dialog bersama calon
Guru Penggerak di halaman kantor LPMP NTB, Rabu (6/10) lalu.
“Kalau kita tidak bisa mengubah pola
pikir para pemimpin di sekolah, maka akan sulit tercipta inovasi menuju
perubahan dunia pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu, dibutuhkan
keberanian dan ketahanan mental Guru Penggerak dalam melakukan perubahan,”
imbuhnya.
Lebih lanjut, Nadiem mengungkapkan
antusiasmenya untuk berdialog dengan Guru Penggerak. Ia selalu menemukan
inspirasi dan semangat baru di balik kisah mereka.
“Guru Penggerak yang saya temui selalu
punya semangat dan jiwa perjuangan yang luar biasa, itulah yang memotivasi
kami,” katanya.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan, Guru Penggerak adalah
cerminan sosok pemimpin masa depan di satuan pendidikan. Ia berharap dengan
adanya Guru Penggerak menjadi langkah awal bagi seluruh lapisan bersinergi
menggerakkan perubahan di sektor pendidikan di seluruh Indonesia.
“Kepala sekolah berikutnya harus berasal
dari Guru Penggerak,” ucapnya optimistis.
Hadir mendampingi Nadiem, yakni Direktur
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, (Dirjen GTK), Kemendikbudristek Iwan
Syahril, yang
turut memotivasi para calon Guru Penggerak. Ia mengatakan bahwa setiap proses
perjuangan adalah langkah menuju kondisi yang lebih baik.
Perwakilan pengajar praktik asal
Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Ni Ketut Mayoni mengaku sangat bersyukur dapat
terlibat dalam Program Guru Penggerak. Menurutnya, program ini yang ia dan
banyak guru inginkan selama ini, di mana guru diberi keleluasaan untuk berbuat
lebih banyak bagi anak didik, tanpa dibebani dengan administrasi yang menumpuk.
“Kami siap menggerakkan, mengajak
teman-teman guru untuk berbuat lebih baik bagi bangsa,” katanya antusias.
Sementara itu, pengajar praktik lainnya
asal Desa Gili Gede, NTB, Putu Sudarma, yang hadir dalam diskusi secara luring
mengutarakan pengalamannya menemukan banyak hal baru sesuai kompetensinya yang
harus ia miliki.
“Banyak ilmu yang saya temukan saat
lokakarya yang (output) utamanya adalah fokus kepada peningkatan kemampuan
peserta didik,” ucap Putu.
Pada kesempatan ini, ia berharap ke
depan, akses dan sarana pendidikan disediakan lebih memadai agar proses
pembelajaran berlangsung lebih optimal.
Mendikburistek juga menyoroti pentingnya
sinergi antar pemangku kebijakan untuk menentukan keberhasilan lahirnya
pemimpin di satuan pendidikan yang berasal dari Guru Penggerak.
“Jangan sampai program ini berhenti
meski saya tidak lagi menjabat sebagai Menteri. Sebab, manfaat dari program ini
akan dirasakan beberapa tahun ke depan,” tekannya.
Nadiem meyakini, jika nantinya sekolah
di Indonesia sudah memiliki 20 persen pemimpin pergerakan dari Guru Penggerak,
maka itu adalah pondasi yang cukup kokoh untuk mengakselerasi kemajuan
pendidikan di Indonesia.
Menyambut pernyataan tersebut, Gubernur
NTB berharap, “mudah-mudahan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah akan terus
mendukung perjuangan Guru Penggerak demi masa depan Indonesia yang semakin
baik.” (sumber:
gtkkemdikudgoid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.