Jakarta, Anetry.Net – Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah dan berbagai pemangku kepentingan terus dilakukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia.
Kemendikbudristek, Kemenag, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN)/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), bersama Tim INOVASI membahas perkembangan program untuk mendukung
reformasi pendidikan terutama di masa pemulihan akibat pandemi Covid-19.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menyampaikan
apresiasinya atas program INOVASI. Anindito menilai, program INOVASI merupakan
bentuk konkret kemitraan yang programnya dirancang dan dibahas bersama, serta
adaptif dengan strategi peningkatan mutu pembelajaran yang dilaksanakan oleh
Kemendikbudristek dan Kemenag.
“Ini contoh praktik yang sangat baik
yang kami harap bisa berkelanjutan ke depannya,” tuturnya dalam rapat ke-4
Komite Pengarah Nasional Tata Kelola Program INOVASI Fase ll tahun 2020-2023
yang dilaksanakan secara daring, pada Selasa (19/4) lalu.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal
Pendidikan Islam, Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani, mengatakan bahwa program
kemitraan ini secara intensif mendukung penguatan program inklusi, literasi,
dan numerasi di Kemenag dan kebijakan Kurikulum Merdeka di lingkungan madrasah.
Terkait program moderasi beragama yang
relatif memiliki keberhasilan yang baik, program INOVASI diharapkan dapat
diperluas lagi cakupannya.
Hal-hal strategis yang direkomendasikan
untuk menjadi prioritas pada tahun 2022-2023, sebagai periode terakhir
implementasi program INOVASI Fase II, meliputi 1) Dukungan implementasi
Kurikulum Merdeka dan kebijakan terkait; 2) Pemanfaatan Asesmen Nasional dan
Rapor Pendidikan; 3) Transisi peran INOVASI melalui penguatan lembaga-lembaga
pemerintah; dan 4) Pelibatan lembaga non-pemerintah untuk mendukung reformasi
pendidikan.
Berikutnya, 5) Pendidikan guru dan
sistem/kebijakan manajemen guru; 6) Pendidikan karakter untuk mengatasi
perundungan, kekerasan seksual, dan mewujudkan moderasi beragama; 7)
Sistem/kebijakan inklusi tentang gender, penyandang disabilitas, anak pengguna
bahasa ibu; serta 8) Pemulihan pembelajaran.
Pada kesempatan tesebut, turut dibahas
pula perkembangan dari implementasi program INOVASI di Provinsi NTB, NTT,
Kalimantan Utara, dan Jawa Timur selama periode Desember 2021 – April 2022.
Secara umum, implementasi program selama
enam bulan terakhir telah mendukung upaya reformasi dan prioritas nasional
seperti Kurikulum Merdeka, Asesmen Nasional, dan reformasi guru. (SP)







Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.