Mencicipi Kenikmatan Sepiring Nasi Padang - Salingka Nagari

Info Terkini

Post Top Ad


Jumat, 24 Juni 2022

Mencicipi Kenikmatan Sepiring Nasi Padang



Anetry.NetBumi Minangkabau tidak hanya dikenal dengan masyarakat yang religius serta kekayaan budaya seni dan tradisinya.

 

Minangkabau, nama yang diambil dari suku terbesar di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) ini, juga tersohor dengan kulinernya yang lezat. Kulinernya bisa ditemui di kedai atau restoran yang biasa disebut dengan rumah makan padang.

 

Rasanya hampir di seluruh penjuru kota di Indonesia dapat kita temui rumah makan urang awak, sebutan untuk orang Minangkabau.

 

Mengapa rumah makan padang dan bukan rumah makan Minangkabau? Rupanya ada sebuah kisah di balik penamaan rumah makan dengan kata "Padang" lebih populer dari kata Minangkabau.

 

Termasuk pula di dalamnya menamai kedai sebagai rumah makan Padang dan itu dipertahankan sampai hari ini. Bahkan jauh lebih populer dari sebutan lama sebagai lapau nasi, los lambaung atau karan. Lapau adalah bahasa Minangkabau untuk kedai dan los lambung adalah istilah setempat untuk menyebut warung makan.

 

Sejatinya kedai nasi yang mashur dengan lauk lezatnya berupa rendang itu sudah hadir sejak akhir abad 19 ketika Padang menjadi ibu kota dari pusat pemerintahan Hindia Belanda di Sumatra bagian barat, Gouvernement van Sumatra's Westkust.

 

Jangan membayangkan kedainya serupa dengan warung nasi saat ini. Seperti dokumentasi foto karya Jean Demmeni yang menjadi koleksi Pusat Pustaka Digital Universitas Leiden Belanda (KITLV), ia memotret aktivitas sebuah kedai nasi di Payakumbuh pada tahun 1911 lampau.

 

Terekam bahwa bentuk kedainya begitu sederhana, terbuat dari susunan beberapa batang bambu sehingga membentuk rumah-rumahan dengan atap rumbia. Pada beberapa bagiannya diberi tirai kain sekadar untuk menahan teriknya panas mentari.

 

Hidangan lauk pun hanya ditempatkan pada wadah-wadah tembikar besar saja. Bangkunya pun hanya terbuat dari beberapa bilah kayu yang disusun sedemikian rupa mengelilingi wadah tembikar berisi lauk. Namun, kondisi itu tidak memutus selera orang-orang untuk lahap menikmati setiap sajian.

 

Kembali lagi ke persoalan nasi Padang, rupa lauk sebagai teman nasi putih tak hanya rendang saja. Rendang yang didaulat sebagai lauk nomor satu terenak sedunia lewat jajak pendapat oleh CNN Travel yang melibatkan 35 ribu orang pada 2017, bukanlah satu-satunya penghias putihnya nasi padang.

 

Pemerhati kuliner Minang, Sri Owen dalam bukunya The Home Book of Indonesia Cookery yang terbit pada 1976, menyebutkan bahwa setidaknya ada lebih dari 20 lauk yang siap menjadi teman santap dalam sepiring nasi padang.

 

Menurut perempuan kelahiran Padangpanjang yang telah menetap di London, Inggris sejak 1964, lauk-lauk tadi terdiri dari aneka gulai berbahan hewani seperti daging sapi, kerbau, ayam dan ikan serta beragam sayur di samping pedasnya aneka sambal.

 

Kekayaan rempah seperti kapulaga, jinten, kunyit, jahe, lengkuas, berpadu nikmat dengan limpahan santan kelapa dan warna-warni alami cabai. Ini akan menghasilkan aroma lezat menyergap hidung dan siap mengguncang perut-perut lapar kita.

 

Tak perlu bingung memilih mana yang akan lebih dulu disantap di antara lebih dari 15 lauk tadi. Saat singgah di rumah makan padang, cukup melihatnya di area palung atau bagian depan dari kedai yang berkaca lebar. (sumber: indonesiagoid)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad