Jakarta, Anetry.Net – Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pariera mempertanyakan keberhasilan Program Indonesia Pintar (PIP).
Andreas
mempertanyakan, program yang dirancang untuk mengurangi
angka putus sekolah di Indonesia, khususnya di daerah-daerah itu ditanyakan sejauhmana manfaatnya di lapangan
sesuai tujuan. Adapun sebelumnya ia mengapresiasi apa
yang dipaparkan oleh Mendikbudristek) terkait program-program yang dibentuknya, termasuk
pencapaian yang telah diraihnya, dan apa yang belum tercapainya.
"Namun jika bicara tentang
pencapaian, maka kita harus melihat lebih detil lagi, seperti ukuran
keberhasilan dari sebuah program,” ujar Andreas.
Hal itu ia sampaikan saat rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Mendikbudristek Nadiem Makarim di
Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (10/11). Andreas mencontohkan PIP
(program Indonesia pintar) yang selama ini dinilai sangat baik.
Maka itu ia mempertanyakan apakah
program ini berhasil atau tidak, maka harus dilihat dari ukurannya di lapangan.
Terutama yang berkaitan dengan angka putus sekolah.
Karena sejatinya, PIP muncul ditujukan
untuk mengurangi angka putus sekolah di daerah. Apakah tujuan PIP itu sudah
tercapai, sebab
Andreas melihat angka putus sekolah terutama di daerahnya masih tinggi. Bahkan
tidak sedikit putus sekolah karena hal sederhana, seperti soal ketiadaan
seragam, soal sep. Dan semua itu menurutnya terkait dengan ketepatan sasaran
akan program tersebut.
“Di tempat saya, banyak yang tidak tahu
ada PIP. Mereka, (terutama orangtua) baru tahu ada PIP, ketika kami membagikan
PIP aspirasi anggota DPR. Bagian yang reguler ini banyak sekali yang tidak tahu,” ujarnya.
Selain itu, sambungnya
lagi, ini juga menyangkut transparansi, berkaitan erat
juga dengan operator sekolah, bagaimana operator sekolah mengisi data tadi.
Banyak sekali operator di daerah yang bekerja untuk banyak sekolah. Jadi tidak
jarang penginputan datanya tidak tepat.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.