Aplikasi e-Raport Disiapkan Kemdikbud, Guru Ingin Rapor Manual? Parah! - Salingka Nagari

Info Terkini

Post Top Ad


Rabu, 07 Desember 2022

Aplikasi e-Raport Disiapkan Kemdikbud, Guru Ingin Rapor Manual? Parah!


Jakarta, Anetry.Net
– Tahapan penilaian akhir semester (PAS) di tahun pelajaran 2022/2023 telah hampir rampung. Khusus untuk e-Raport Kurikulum Merdeka, di daerah mulai kisruh.

 

Beragam pendapat bermunculan di daerah terkait penggunaan aplikasi e-Raport yang beberapa hari lalu telah diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).  Bahkan ada daerah yang sudah mencetak rapor manual khusus untuk Kurikulum Merdeka.

 

Di sinilah kisruh dimulai. Disebabkan penginputan penilaian raport Kurikulum Merdeka di aplikasi e-Raport yang memang membutuhkan waktu, sebagian guru malah mendukung penggunaan rapor manual untuk kelas yang menjalankan Kurikulum Merdeka.

 

Dengan berbagai alasan, termasuk telah adanya kebijakan daerah, dalam hal ini dinas pendidikan, membuat rapor manual berupa rapor cetakan, para guru yang tidak mau disibukkan dengan e-Raport menginginkan penggunaan rapor manual tersebut.

 

“Ini jelas pembangkangan terhadap kebijakan nasional. Kalau ada daerah yang mencetak rapor manual untuk kelas yang menjalankan Kurikulum Merdeka, tentu sudah berlawanan dengan kebijakan Kemdikbudristek yang telah susah payah menyiapkan aplikasi raport elektronik,” demikian ungkap Nova Indra, CEO P3SDM Melati saat dihubungi media Anetry.Net melalui pesan singkat, Rabu (7/12).

 

Menurutnya, jadilah guru yang patuh pada ketentuan yang sudah ada. “Tidak perlu membangkang pada suatu kebijakan yang positif untuk dunia pendidikan. Jalankan saja, karena itu tugas yang diemban oleh seorang aparatur negara,” sambungnya.

 

Kalau urusan e-Raport dipersoalkan hanya karena terlalu banyak yang harus diinput, ditambah adanya rapor manual sudah disipakan dinas pendidikan, nanti jangan marah kalau pemerintah pusat menghentikan tunjangan.

 

“Ini aneh, ada guru yang bersitegang agar rapor manual dipakai karena sudah disiapkan daerah, nanti kalau tunjangan profesi guru dihapus Kemdikbud malah ngamuk ke pemerintah pusat. Kan lucu negeri ini kalau ada guru-guru seperti itu,” tegas Nova lagi.

 

Menurutnya, memang dari berbagai sisi ada kelemahan dan kekurangan yang masih terus berlanjut dalam dunia pendidikan tanah air, tapi kalau guru sudah memilih mana yang lebih mudah tanpa mau bersusah payah, kehancuran dunia pendidikan akan makin nyata.

 

“Kalau guru yang menjadi aparatur sipil negara sudah begini, jangan harap dunia pendidikan akan makin bagus. Anda yang membangkang pada aturan sebenarnya sudah tidak layak jadi abdi negara,” pungkasnya. (d’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad