Jakarta, Anetry.Net – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengungkapkan, kesejahteraan anak yatim menjadi tanggung jawab semua pihak. Mulai dari pemerintah, pihak swasta, hingga masyarakat.
Hal ini disampaikan Wamenag saat
menghadiri Santunan 1.000 Anak Yatim yang digelar Badan Pelaksana Pengelola
Masjid (BPMI) Istiqlal bekerja sama dengan PT Unilever, di Masjid Istiqlal,
Jakarta.
"Perhatian dan kepedulian terhadap
anak yatim dan dhuafa tidak cukup hanya berlangsung selama bulan Ramadhan saja,
tetapi harus dilakukan sepanjang waktu sampai mereka memasuki fase perkembangan
dan usia yang bisa hidup mandiri,” ungkap Wamenag, Jumat (7/4).
Ia pun mengapresiasi langkah Masjid
Istiqlal yang menggandeng pihak swasta untuk memberikan santunan kepada
anak-anak yatim. Ia berharap hal ini dapat dilanjutkan juga di luar bulan
Ramadan. “Pendidikan dan tumbuh-kembang anak yatim pada hakikatnya merupakan
tanggungjawab kita bersama sebagai umat yang beriman," imbuh Wamenag.
Santunan untuk 1.000 anak yatim piatu
berupa uang tunai Rp500.000,- tersebut diberikan usai pelaksanaan ibadah salat
Jumat. Penyerahan santunan ini juga dihadiri oleh Menteri ESDM, Arifin Tastif ,
Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar, dan Ketua Baznas RI, KH.Noor
Achmad.
Wamenag menuturkan masjid menjadi tempat
yang tepat untuk memupuk rasa kepedulian. Menurutnya masjid merupakan simbol
dari kesetaraan. Kerenanya, masjid sejatinya dapat menjadi penghubung kasih
sayang antar umat.
Lebih jauh, masjid dapat menjadi
penghubung kasih sayang warga masyarakat dengan anak yatim yaitu anak-anak yang
kehilangan salah satu orangtua atau kedua-duanya, apalagi yang membutuhkan
dukungan solidaritas dan ta’awun di dalam masyarakat.
"Mari kita menciptakan masjid yang
ramah anak dan responsif terhadap problematika sosial, pendukung kasih sayang
kepada sesama manusia, utamanya anak yatim," ujar Wamenag. (kemenag/Foto:
Muhammad Marjan Madyansyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.