Jakarta, Anetry.Net – Berbagai penelitian menemukan masih adanya ketidaksetaraan yang menunjukkan perempuan memikul beban yang signifikan dan tidak proporsional.
Juga didapati penelitian yang menyatakan bahwa perempuan menanggung hampir tiga kali lebih banyak
pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar dibanding dengan laki-laki.
Menanggapi
hal ini, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KemenPPPA) Lenny N Rosalin menuturkan, untuk mencapai kesetaraan gender dalam
pekerjaan yang tidak dibayar, memerlukan pendekatan holistik terhadap intervensi kebijakan dan
langkah-langkah yang mendukung. Hal itu mulai dari tingkat ekonomi hingga komunitas
internasional yang lebih luas.
“Penting
bagi kita untuk memperhatikan penanganan masalah perawatan tidak berbayar dan
pekerjaan rumah tangga secara holistik. Ini berarti menerapkan kebijakan dan
praktik non-diskriminatif untuk mendukung pekerja dengan tanggung jawab
keluarga serta berinvestasi dalam infrastruktur publik, misalnya listrik dan
air bersih, serta layanan sosial,” terang Lenny saat menjadi pembicara pada acara Asia Pacific Forum on Sustainable Development (APSFD) dengan tema Transforming Care for Gender
Equality
secara virtual.
Lenny
mengatakan untuk menghadapi permasalahan ini, Pemerintah dapat mempertimbangkan
untuk mengalokasikan sumber daya untuk melakukan survei penggunaan waktu guna
menentukan waktu yang dihabiskan untuk berbagai kategori pekerjaan yang tidak
dibayar.
“Survei
harus dirancang untuk menyediakan data terpilah berdasarkan jenis kelamin untuk
menginformasikan para pengambil kebijakan, namun, bagian yang sulit adalah
mengatasi kesenjangan pendanaannya karena hanya 13 persen negara di seluruh
dunia yang memiliki anggaran khusus untuk statistik gender,” jelas Lenny.
Menurutnya, beberapa
hal dapat dilakukan untuk mengenali, mengurangi, dan mendistribusikan kembali
pekerjaan tidak berbayar dan pekerjaan rumah tangga yang membutuhkan pendekatan
investasi.
Hal tersebut dapat dilakukan mulai dari investasi dalam infrastruktur, layanan sosial, dan pengumpulan
data, melakukan kampanye kesadaran tentang
kesetaraan gender, dan melibatkan
semua pemangku kepentingan untuk menangani pekerjaan yang tidak dibayar dan
mengurangi dampaknya, terutama pada perempuan
Lenny
menambahkan saat ini pemerintah masih
perlu menggali lebih jauh fakta, perempuan memikul sebagian besar perawatan tidak dibayar dan pekerjaan
rumah tangga dengan menghitung kesetaraan moneternya dalam hal kontribusi
terhadap ekonomi. Selain menilai nilai uang dari pekerjaan yang tidak dibayar,
sama pentingnya untuk menghitung biaya dari dampak jangka panjang dan lebih
luas pada perempuan dan anak perempuan, misalnya bagaimana hal itu mempengaruhi
pendidikan, serta konsekuensi bagi kesehatan fisik dan mental.
“Perempuan
menanggung bagian yang tidak setara dalam pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan
yang tidak dibayar, dan ini mempengaruhi partisipasi mereka dalam kegiatan
ekonomi dan sosial,” tutup Lenny.
Ketersediaan
dan jangkauan data di bidang ini, sambungnya, sangat penting dalam menyusun kebijakan yang diperlukan. Kita harus lebih
sering membahas tentang pemberdayaan ekonomi perempuan, serta mempromosikan
pentingnya data terpilah, yang kemudian akan membuat ekonomi kita lebih
inklusif, dengan manfaat yang nyata bagi semua orang.
Fakta di
Indonesia, jumlah perempuan hampir 50 persen, tetapi hanya 53 persen yang
merupakan angkatan kerja jika dibandingkan dengan laki-laki sebesar 82 persen,
hal ini menunjukkan terdapat kesenjangan gender sekitar 29 persen. Inilah
saatnya untuk meningkatkan dan memperkuat partisipasi dan peran perempuan
sebagai tenaga kerja di semua sektor pembangunan.
Hal ini
akan meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja Indonesia dan juga akan
meningkatkan pendapatan perempuan bagi perekonomian. Selain itu juga akan berdampak positif bagi
peningkatan nilai-nilai kita pada Indeks Pembangunan Manusia, Indeks
Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender, karena dalam 3 indeks
tersebut termasuk indikator ekonomi di dalamnya. (SP)







Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.