Mengapa Harus Kurikulum Merdeka? Bagaimana dengan Guru? - Salingka Nagari

Info Terkini

Post Top Ad


Kamis, 23 Juni 2022

Mengapa Harus Kurikulum Merdeka? Bagaimana dengan Guru?


Anetry.Net
– Perubahan-perubahan yang terjadi pada kurikulum pendidikan di Indonesia merupakan suatu yang wajar terjadi. Hal itu tentu saja ditujukan demi perbaikan kualitas pendidikan negeri ini.

 

Kurikulum merdeka, nomenklatur yang manis disebut, dan layak didalami muatannya serta dikembangkan menjadi kurikulum permanen di negara yang masyarakatnya harus dimanusiakan dengan cara-cara humanis dan beradab.

 

Betapa tidak, sebelumnya kurikulum yang digunakan sebagai sandaran pembangunan kualitas manusia Indonesia seolah tidak mengedepankan peserta didik sebagai sosok yang harus dilayani sedemikian rupa. Seakan kurikulum yang direka itu memaksa setiap anak untuk mengikuti cara guru dalam mendalami ilmu pengetahuan.

 

Kini, lahir sebuah kurikulum yang didahului oleh sebutan Kurikulum Prototipe (red: ditulis dengan bahasa Indonesia terapan, bukan English). Pasalnya, pemikiran dan gagasan yang muncul oleh para pemangku kepentingan di tingkat pusat, memilih segera untuk mengambil keputusan perbaikan dan akselerasi kualitas pendidikan setelah hampir dua tahun penuh terdampak pandemi Covid-19.

 

Hebat! Itu ungkapan yang sangat tepat diberikan kepada para pemikir negeri ini dalam hal proses pendidikan, untuk mencetak generasi handal dengan segala bakat dan minat yang dimilikinya.

 

Ya, Kurikulum Merdeka memanusiakan manusia dengan mendahulukan bakat dan minat peserta didik sebagai acuan. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang diarahkan pada terbentuknya Profil Pelajar Pancasila, menjadi lebih nyata gambarannya.

 

Pada sisi pengembangan bakat dan minat peserta didik sebagai tujuan kurikulum ini, dikemas dengan sangat baik oleh pemerintah. Kurikulum Merdeka menginginkan bakat dan minat peserta didik dapat berkembang dengan baik, dipandu melalui mata pelajaran aplikatif serta diampu oleh guru-guru yang mumpuni; guru yang memiliki profisiensi teruji.

 

Pada mata pelajaran aplikatif, kegiatan pembelajaran pun dikembangkan melalui ekstrakurikuler. Guru dan sekolah diminta melakukan persiapan berbagai kebutuhan terkait sarana prasarana untuk hal ini. Semua itu ditujukan untuk pengembangan bakat dan minat peserta didik, agar memiliki life skill yang dapat dijadikannya bekal untuk masa depan.

 

Untuk mengimplementasikan semua tujuan yang akan menjadi praktik baik guru pengampu Kurikulum Merdeka di sekolah, tentu tidak pula terlepas dari kesiapan guru sebagai penanggungjawab utama berjalannya semua proses tersebut.

 

Lalu guru seperti apa yang dapat menjadi tonggak akselerasi pengembangan kualitas pendidikan di zaman maju ini? Tidak perlu ragu atau menutupi diri dengan memilih jawaban ambigu; jawab saja dengan kalimat: guru yang memiliki keterampilanlah yang dipastikan mampu mengambil peran dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka.

 

Menjadi guru pada Implementasi Kurikulum Merdeka tidaklah berat, namun bukan pula ringan. Berat tidak untuk ditinggalkan, tetapi ringan jangan sekali-kali dianggap remeh. Bagaimana mungkin seorang guru yang masih terlalu ‘sederhana’ pemikirannya diminta mengampu pembelajaran yang sarat keterampilan ini? Hanya mereka yang mau menempa diri agar lebih ‘berisi’ ilmu pengetahuan dan keterampilanlah yang diharapkan muncul sebagai pahlawan pembentukan generasi terbaik Indonesia, menuju bonus demografi yang sedang digadang-gadang akan membawa negeri ini menjadi negara besar dan kuat.

 

Karena itu, mari perkaya diri dengan keterampilan yang pada gilirannya ditransformasikan kepada peserta didik, sebagai bekal mereka kelak di masa yang lebih rumit dibanding sekarang. Jangan berhenti hanya di titik yang sama, cambuklah diri agar terus berkembang. (*)

 

Penulis: Nova Indra (Pemerhati Pendidikan & Budaya, Penulis,  CEO P3SDM Melati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Post Top Ad