Jakarta, Anetry.Net – Pemerintah bersama operator telekomunikasi telah membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar masyarakat dapat memanfaatkan ruang digital.
Menteri
Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan, pemerintah juga telah
menyiapkan program stimulan agar ruang digital dapat bermanfaat optimal untuk
seluruh bangsa Indonesia.
“Kita
membangun ICT infrastructure agar digital space dapat digunakan dan dimanfaatkan
untuk faedah bangsa kita dan masyarakat kita. Karenanya betul sekali, kita
butuh digital talent yang memadai,” jelasnya saat
memberikan sambutan dalam acara Halal Bihalal Keluarga Besar Masyarakat
Telematika Indonesia (MASTEL) yang berlangsung secara hibrida dari Bidakara
Hotel, Jakarta Selatan, Senin (13/6).
Johnny juga menegaskan arti penting kolaborasi
dalam pemanfaatan infrastruktur digital agar bermanfaat bagi masyarakat.
“Kita
membutuhkan kolaborasi pemahaman dan kerja sama seluruh pihak. Upstream digital
melalui penggelaran infrastruktur TIK dan deploy intervensi
budget, serta keikutsertaan langsung pemerintah untuk membangun ICT Infrastructure upstream tentu dengan niat dan
maksud,” ujarnya.
Oleh
karena itu, Johnny menyatakan Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo menyiapkan program
stimulus pengembangan digital talent di semua level.
“Tahun
lalu 12,5 juta rakyat ikut di dalam program ini. Setidaknya untuk merangsang
Small Medium Entreprises atau UMKM dan Ultra Mikro untuk bisa digital onboarding. Basic digital skills dengan
empat kurikulum dasar yakni digital skills, digital safety,
digital culture dan digital ethics. Hal
ini dilakukan agar jangan sampai ruang digital kita diisi dengan hoaks terus,”
jelasnya.
Ia menjelaskan, program stimulan untuk menyiapkan talenta
digital ini bekerja sama dengan perguruan tinggi ternama di Indonesia serta
perusahaan teknologi dalam maupun di luar negeri.
“Untuk
menghasilkan intermediate digital skills dengan
kurikulum-kurukulum seperti Coding, Big Data, Cloud
Computing, Artificial Intelligence, Augmented Reality, Virtual Reality,
dan Metaverse,” tuturnya.
Menteri
Johnny menyatakan, upaya Kementerian Kominfo belum cukup karena Indonesia
dibutuhkan rerata 600 ribu talenta digital setiap tahun.
“Ada 9
juta untuk 15 tahun ke depan dan Kominfo hanya bisa menyiapkan 150.000 hingga
200.000 bahkan barangkali bisa kurang,” ungkapnya.
Oleh
karena itu, Johnny mendorong peran dan partisipasi aktif ekosistem digital
nasional. “Saya mengajak Mastel dan Keluarga Besar Ekosisitem Telekomunikasi
Informatika Republik Indonesia untuk bergandeng tangan menghasilkan intermediate digital skills,” ajaknya.
Selain
talenta digital di level menengah, Johnny mengatakan Indonesia juga membutuhkan pengambil kebijakan digital (digital policy makers) agar bisa menjalankan
program smart city, smart island, bahkan smart village.
Ia menyebutkan
untuk menyiapkan pemimpin digital, Kementerian Kominfo bekerja sama dengan
universitas-universitas ternama dunia.
“Tanpa
digital policy makers tentu sulit dan melalui program Digital Leadership
Academy kita menyiapkan sampai dengan 500 seat yang bekerja sama dengan University of Singapore, Tshinghua University, Oxford University,
Harvard Kennedy School, Cambridge University, London School of Economic, dan
lain sebagainya. Kalau bisa ini diperluas untuk memastikan Indonesia
memiliki digital policy makers baik pemerintah maupun startup companies,” jelasnya. (SP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.