Jakarta, Anetry.Net – Plt Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Abu Rokhmad menargetkan seluruh guru madrasah mendapatkan pelatihan Kurikulum Merdeka.
Hal itu disampaikan
Abu Rokhmad sampaikan saat membuka Webinar Kurikulum Merdeka Seri 01 yang
diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Teknis di Jakarta, Selasa (16/8).
“Penerapan Kurikulum
Merdeka pada madrasah masih berupa piloting dan belum semua menerapkan
kurikulum, target tahun depan akan diimplementasikan di seluruh madrasah. Maka
seluruh guru madrasah harus terlatih,” ujarnya.
Menurutnya, setiap
kebijakan baru mengenai pendidikan atau kurikulum, harus dimaknai sebagai
ikhtiar memajukan Pendidikan Nasional. Mengelola pendidikan, membutuhkan kreasi
inovasi tiada henti. Oleh karenanya, Kurikulum Merdeka merupakan ikhtiar
menyempurnakan kurikulum sebelumnya.
“Kurikulum ini
diciptakan berdasarkan perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan juga
perkembangan sosial masyarakat yang memang tumbuh dengan sangat cepat,”
jelasnya.
Oleh karena itu, sambungnya,
bapak ibu guru yang berada di garda paling depan dalam melaksanakan proses
pendidikan dan berhadapan langsung dengan masyarakat, harus terus belajar.
Pada kesempatan itu,
Abu memperkenalkan aplikasi PINTAR yang digagas Pusdiklat Tenaga Teknis. Beliau
menjelaskan pada aplikasi tersebut, terdapat pelatihan-pelatihan yang mendukung
kebutuhan pengembangan SDM guru dan juga pegawai lainnya.
“Nantinya para guru
juga akan mendapatkan pelatihan-pelatihan mengenai penerapan implementasi
Kurikulum Merdeka ini melalui aplikasi diklat online yang sudah dimiliki oleh
pusdiklat teknis, melalui aplikasi PINTAR,” terangnya.
Abu berpesan bagi
pengelola madrasah untuk melakukan modifikasi dan inovasi yang berkaitan dengan
aspek sekolah dengan ciri khas keagamaan.
Sementara itu Kepala
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Imam Safei menanbahkan,
seminar ini merupakan bagian dari upaya menjadikan para guru sebagai
pembelajar.
“Saya kira dengan
terus kita belajar, kita akan mampu merespon isu baru dan kekinian, terutama
yang terkait dengan profesi yang kita tekuni. Biarpun hebat dan berjejer
gelarnya, kalau kita berhenti belajar kita akan tertinggal,” ucapnya.
Imam Safei
mengibaratkan para guru, widyaiswara, dan pengambil kebijakan sebagai
powerbank. “Kita kadang-kadang harus ngecas, kadang-kadang kita harus dicas.
Maka perlu adanya pelatihan-pelatihan semacam ini. Ini yang namanya charging
akademik,” tukasnya.
Maka, sambung Safei,
Pusdiklat Tenaga Teknis melakukan terobosan dan inovasi melalui aplikasi Pintar
(Pusat Informasi Pelatihan dan Pembelajaran). Aplikasi ini berupa MOOC mengenai
pelatihan-pelatihan yang menunjang kompetensi pegawai Kemenag.
“Melalui aplikasi
Pintar, bapak ibu akan bisa lebih leluasa mengikuti program pelatihan yang ada
di Pusdiklat,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.