Pemalang, Anetry.Net – Gadis yang lahir di pesisir Pemalang bernama Kurnia Heinz Dwi Aulia Ristanto tertarik dengan seni tari tradisional saat dirinya masih SD.
Dialnsir dari
Joglojateng, ia menceritakan tidak lama kemudian setelah berlatih tari ketika masih belia, guru yang melatihnya mengundurkan diri, dan ia juga ikut berhenti.
Dari bekal pengalamannya saat itulah di masa pandemi beberapa waktu lalu, ia
belajar di salah satu sanggar. Hingga akhirnya ia sering diundang untuk menari
di acara-acara pemkab.
Walau pernah diremehkan, tak membuat gadis remaja yang kini menginjak usia
17 tahun itu menyerah. Ia tetap bersemangat untuk
melestarikan seni tari tradisional di era sekarang. Meskipun, banyak anak muda
di usianya lebih menyukai seni tari modern.
“Waktu pandemi dari pada tidak ada
kegiatan saya coba ikut kelas menari, dari situ ternyata menarik dan akhirnya
sering diundang pemkab untuk mengisi tari penyambutan tamu,” terangnya, Minggu
(4/12) dilansir media Joglojateng.
Tekadnya melestarikan budaya tradisional
ini tidak selalu bejalan mulus. Sebab tak jarang ada beberapa teman ataupun
orang lain yang meremehkannya. Namun, dirinya tak pernah ambil pusing
omongan-omongan orang itu. Ia bahkan mengubah hal negatif tersebut menjadi
penyemangat dirinya untuk lebih melestarikan dan mengenalkan tari tradisional
kepada anak muda lainnya.
“Pernah diremehkan dengan kalimat penari
tradisional kolot atau sana jadi sintren aja. Tapi, itu bukan penghalang bagi
saya, melainkan menjadi lebih bersyukur dalam menari tradisional. Karena saya
dapat bertemu dengan orang-orang penting, menyambut mereka dengan tarian
tradisional itu, entah itu Pak Bupati Pemalang beserta jajarannya,” ucapnya.
Untuk melestarikan seni tradisional, ia
menitipkan pesan kepada seluruh generasi muda, terutama teman sebayanya.
“Mereka merupakan harapan masa depan
bangsa, maka dari itu generasi milenial ini wajib membangun kesadaran diri
untuk melestarikan dan menjaga warisan budaya Indonesia. Karena saat ini
sedikit demi sedikit mulai luntur. Jadi kalau bukan kita yang melestarikan
siapa lagi,” ujarnya. (sumber:
joglojateng/ Foto: pribadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.